Thursday, November 24, 2011

FIKRI FM, Tinggal Kenangan

     Sekitar tahun 2005, di Boyolali ada sebuah radio dakwah bernama Fikri FM.Memancar di frekuensi 107,8 MHz, dari studio yang jadi satu dengan tempat tinggal kang Bahar yang lebih akrab dipanggil mas Fikri.
      Ide pendirian radio itu berawal ketika kami ngaji dalam satu halaqoh yang dibina oleh mas Fikri.Salah satu diantara kami ada yang punya hobby nge-break.Suatu ketika Fikri menegur hobby kok ngebreak ,hanya membuang waktu.Tapi  setelah dijelaskan bahwa ada sebuah komunitas nge-break yang di dalamnya adalah mejelis taklim, maka jiwa dakwah mas Fikri langsung mengatakan " radio bisa dijadikan media untuk berdakwah".Saat itu juga mulai disusun rencana pembuatan radio yang akan digunakan sebagai media dakwah.
      
Kebetulan saya sendiri yang dikenal hobby nge-break dan gemar utak-atik radio,secara otomatis kebagian tugas menangani urusan teknis.Sebagai uji coba,kebetulan saya punya pemancar 5 watt jadi tinggal menyiapkan tiang antenna beserta kabel dan antenna.Perangkat audio juga apa adanya, dan komputer menggunakan milik mas Fikri yang biasa digunakan untuk menulis buletin dakwah As-Sunnah.Peralatan apa adanya sudah komplit,segera dimulai pemasangannya.
       Setting perangkat beres,uji coba dimulai.Sambil membawa radio portabel naik motor putar-putar nge-cek jangkauan pancaran.Jarak 7 km sudah hilang.Akhirnya diputuskan untuk upgrade pemancar menjadi 25 W.Lumayan, jangkauan sudah cukup jauh mencapai sekitar 25 km.
       Dengan peralatan apa adanya ini dimulailah siaran percobaan,di frekuensi kosong 93,4 MHz.Ternyata ada respon positif dari berbagai pihak.Bahkan banyak dukungan yang tidak saja berupa spirit, tapi berupa bantuan dana.Pemancar diupgrade lagi jadi 100W.Malah tiang antenna yang awalnya pipa, diganti dengan tower segitiga setinggi 5 tingkat atau 20 meter.Dan radio diberi nama Fikri FM.
       Suatu ketika mas Fikri bertemu seorang teman, yang kebetulan bertugas di KPID JawaTengah.Setelah ngobrol panjang lebar tentang radio,disarankan frekuensi pindah ke frekuensi komunitas dan dijelaskan panjang lebar tentang pengurusan legalitas radio,meskipun akhirnya pengurusan legalitas ini berhenti di tengah jalan.
        Aktifitas siaran mulai rutin.Mengudara di frekuensi 107,8 MHz dengan motto memberi manfaat untuk umat.Beberapa kali menyelenggarakan acara off air, antara lain Ruqyah massal dan lomba da'i-da'iyah anak-anak dan remaja se kabupaten Boyolali.Lomba da'i ini sudah berjalan dua kali.Rencana lomba da'i ini diselenggarakan tiap tahun, tapi untuk yang ketiga belum sampai terlaksana.
       Namanya alat, pemancar mengalami kerusakan.Siaran berhenti hampir tiga bulan.Dan ketika mulai siaran lagi hal diluar dugaan terjadi.Frekuensi 107,9 MHz ada radio baru dengan daya pancaran besar sehingga siaran Fikri FM tidak bisa terdengar jelas.Akhirnya frekuensi pindah lagi ke 93,4 MHz, meskipun kita tahu ini suatu pelanggaran.
       Seiring berjalannya waktu, P2B Boyolali, sebuah organisasi kemanusiaan bermaksud mendirikan repeater untuk keperluan radio komunikasi.Terjadi kesepakatan, tiang antenna Fikri FM dipindah ke Kec. Selo, sebuah kecamatan dekat puncak Merapi, yang sekaligus Fikri membuat link disana agar pancaran semakin bagus.Tapi hal diluar dugaan terjadi lagi.Antenna baru berdiri sekitar dua minggu ada tuntutan dari masyarakat yang tidak bisa ditawar lagi, tower harus dibongkar.Alasannya sudah menjadi kesepakatan warga bahwa di lingkungan itu tidak boleh didirikan tower untuk kepentingan apapun.Akhirnya tower diturunkan kembali, dan ternyata dilingkungan itu pernah ada rencana didirikan pemancar sebuah radio dakwah yang menurut warga setempat dianggap bertolak belakang dengan tradisi setempat.
       Karena setengah putus asa, Fikri FM dan repeater P2B dibiarkan mangkrak.Siaran terhenti, dan repeater tidak jadi berdiri.Hingga suatu saat pengurus sebuah pondok pesantren datang ke markas Fikri FM, bermaksud memanfaatkan perangkat siar untuk dipakai di pondok tarsebut.Karena missi Fikri FM adalah missi dakwah akhirnya disepakati radio dipindah ke pondok pesantren Darul Fath yang sama-sama untuk tujuan dakwah.Tapi sayang, belum lama siaran di pondok pesantren dan pancaranpun belum bisa maksimal,pemancar mengalami kerusakan.Dan sampai tulisan ini saya posting, siaran Fikri FM belum juga terdengar.

No comments:

Post a Comment